Nusantara86news.id || Empat Lawang, Sumsel-|| Ketua Lembaga Investigasi Negara (LIN) Marah Besar dan Ketua Lembaga Komunitas Pengawas Korupsi (L-KPK) Murka dan resmi melaporkan Oknum Bidan kepada Inspektorat kabupaten empat lawang Senin, (29/01/2024), diharapkan dapat bertindak tegas kepada Oknum Bidan yang Diduga rumah tinggalnya yang dijadikan tempat praktik Bidan desa atas nama inisial (Y) di desa muara rungga dan Bidan desa atas nama inisial (M) di desa Kebanjati Kecamatan Paiker belum mengantongi Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) sudah beroperasional yang beralamat di desa Muara rungga dan desa Kebanjati Kecamatan Paiker kabupaten Empat Lawang.
Praktik bidan tanpa SIPB diduga melanggar Undang-Undang (UU) Republik Indonesia nomor 4 tahun 2019 tentang Kebidanan.
Ketika tim kami melakukan cek dan ricek ternyata informasi yang dihimpun dari Dinas kesehatan benar bahwa bidan yang berinisial (Y ) dan ( M ) Sudah habis Masa memiliki izin praktek. Dan juga Dinas Kesehatan mengakui bahwa izin prakteknya Sudah habis masa berlakunya.
” Adminstrasi pengurusan izin belum diurus kembali” katanya. Yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa instansi terkait seperti Dinas kesehatan dan UPT Puskesmas lalai dalam melaksanakan pengawasan terhadap oknum bidan yang berpraktik izin bodong ? Ataukah hal yang seperti ini sudah sering ?.
Diharapkan kepada dinas terkait dan aparat penegak hukum segera menindak tegas dan memberhentikan praktik terhadap oknum bidan yang melakukan praktik tanpa izin.
Kami juga sudah konfirmasi kepada pihak puskes Pasemah Air Keruh, bahwa memang benar surat ijin praktik/surat keterangan belum diurus oleh oknum bidan tersebut, dan juga ijin praktik mandiri itu juga sudah tidak berlaku lagi pada bulan Agustus 2023, sampai saat ini belum ada surat ijinnya/surat keterangan.
Kami lakukan lagi konfirmasi untuk kedua kalinya melalui via wa, Tiba-tiba sudah aja saja surat keterangan dan didalam surat tersebut tidak ada tanggal diterimanya surat dan tanggal pengesahan surat tersebut. Yang demikian tidak sesuai dengan peraturan arsip nasional republik Indonesia no. 5 tahun 2021.
“Kami mempertanyakan kenapa sudah lama berjalan prantik mandiri tanpa ijin kok masih bisa beroperasi, kami mempertanyakan juga kinerja tim puskes paiker kenapa hal tersebut bisa terjadi, kami meminta kepada aparat yang berwenang untuk menindak lanjuti hal tersebut sesuai dengan hukum yang berlaku, kami minta juga untuk ditindak setegas-tegasnya bila perlu pecat oknum tersebut”. Ujar ketua DPC LIN.
“Kami minta kepada instansi terkait, untuk menindak tegas bagi bidan yang baru D3 sudah memiliki izin praktik mandiri karena melangar undang-undang no 4:tahun 2019 terutama kepada inspektorat kabupaten bertindak tegas dan merespon laporan pengaduan kami. apa bila tidak ada tindak lebih lanjut maka kami akan memberikan kuasa kepada kuasa hukum kami permasalahan ini secara Hukum Pidana ataupun perdata oknum tersebut.” Ujar ketua lembaga KPK.
Setiap tenaga medis dan tenaga kesehatan yang melakukan praktik harus memiliki surat izin praktik, yang biasa dikenal dengan SIP. SIP diterbitkan oleh pemerintah daerah atas rekomendasi dari pejabat kesehatan yang berwenang. SIP untuk dokter, SIPP untuk perawat dan SIPB untuk bidan.
UU RI Republik Indonesia No 4 tahun 2019 tentang kebidana.Pasal 43 menyebutkan (1) Bidan lulusan pendidikan diploma tiga (D3) hanya dapat melakukan praktik kebidanan di fasilitas pelayanan kesehatan (2) Bidan lulusan pendidikan profesi dapat melakukan praktik kebidanan di tempat praktik mandiri bidan dan di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (3) Praktik mandiri bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan hanya pada 1 (satu) tempat praktik mandiri bidan.
Dasar Hukum SIP, antara lain:
Pasal 13 Ayat (1) dan (2) UU Rumah Sakit, Tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran di rumah sakit wajib memiliki surat izin praktik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan” Tenaga kesehata. [Red]